Untuk Purna Paskibra Salatiga masih Ingat kah Perjuangan kita?

Hai! Purna Paskibra SMAN 01 Salatiga. 17 Agustus sudah berlalu. Pernah kah berpikir untuk kembali berjuang? Sekiranya itu yang sedang ada di pikiran ku sekarang. Lelah sudah terbayarkan dengan naik nya sang saka ke atas tiang bendera. Lelah sudah di ikhlaskan 3 bulan berlalu. Tapi tahu kah kalian apa yang kami alami saat itu?. Lelah sudah pasti dan itu menjadi tantangan tersendiri bagi kami. Apalagi sebelumnya aku belum pernah merasakan hal ini.
   Di buat hitam seluruh wajah oleh pelatih 😂. Pak Adi Malini, Pak Budiman dan Pak Suyana. Satuan TNI-POLRI yang melatih kami. Pak Budiman orang yang sangat tegas, dengan hati yang sangat mulia. Pak Adi, orang yang baik murah senyum, dan tak pernah sungkan untuk menyapa rakyat di desa, yang membuatku bangga dengan pak Adi dia sosok yang begitu sederhana, dan yang terakhir pak Suyana orang yang tegas, dan disiplin, latihan bersamanya? Jangan tanya berat sekali senam saja bisa makan wakty 30 menit. Pak Yana orang yang sangat kokoh dan sangat tahan lama:v. 
   Latihan demi latihan kami jalani, semua berjalan dengan baik hingga pada suatu waktu ada 2 orang teman, yang termasuk junior ku mengundurkan diri. Kami mencari penggantinya dan dapat juga. Lelah memang awal latihan di sekolah tapi seminggu sebelum latihan kami di pindahkan ke medan sesungguhnya. 
   Sungguh berat rasanya pagi hari latihan sore latihan. Belum lagi harus menyalin catatan pelajaran yang tidak di ikuti di sekolah. Wajah hitam jadi bullyan teman iya! Dan kami kebal rasa 😎 
   Hari-H tiba pengibaran sukses tapi lucunya saat itu make up kami begitu tebal mengalahkan pengantin baru wajah ku terlihat seperti badut. Penurunan pun sukses juga. 
   Hal yang paling berat terjadi perpisahan ya berpisah hal yang paling tidak aku ingin kan. Kami semua berkumpul suasana Senang berubah menjadi sendu. Saat itu memang angin sepertinya mendukung suasana. Pak Muhsin mengucapkan salam perpisahan. para pelatih menyuruh kami untuk menyanyikan yel yel. Sedih memang benar benar terasa. Satu hal yang pasti hal itu tidak akan terulang lagi. Setelah itu kami mendapatkan amplop masing masing. Isi amplop tersebut RP.50.000 sedikit? Iya benar tak sebandinh dengan peluh yang kami tumpahhkan, tak sebanding dengan waktu yang kami luangkan. Tapi bagaimana dengan pahlawan? Bukan peluh tapi darah. Bukan tentang berapa upah tapi tentang bagaimana menghormati perjuangan perebutan kemerdekaan ini. 

   Inilah cerita ku seputar Paskibra. Semangat untuk adik adik yang paskibra SMAN 01 Salatiga tahun mendatang! 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu Latihan Sudah Dekat, Kak Yoga: "Kalian harus mengorbankan waktu liburan dan classmeeting"

Ini yang membuat kita rindu ketika smp

4 hal mudah mencegah dan menghilang kan jerawat